Wawancara CRI: Akademisi Indonesia Sebut Perkembangan Ekonomi Tiongkok Dorong Terwujudnya Negara Adidaya

Dalam wawancara dengan CRI, peneliti CSIS, Christine Susanna Tjhin memberikan tanggapan seputar Kongres Nasional ke-19 PKT yang dibuka di Beijing tanggal 18 Oktober. Christine mengikuti Kongres tersebut dari sejumlah media, dengan demikian ia dapat melihat berbagai aspek dan pandangan yang ada. Dalam kongres tersebut, menurutnya, titik utama yang paling menarik adalah konsistensi untuk terus menjalankan reformasi ekonomi. Terutama perkembangan inovasi dan teknologi adalah faktor penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi Tiongkok selama ini. Titik kedua yaitu pernyataan Presiden Xi yang menyebut Tiongkok sebagai "Negara Adidaya" berkali-kali, yang mengindikasikan harapan beliau agar Tiongkok dapat menjadi Negara terdepan di jajaran dunia.

Christine mengatakan bahwa dalam laporan Presiden Xi tentang janji untuk tetap membuka pintu Tiongkok merupakan konfirmasi yang ingin didengar oleh banyak negara, mengingat dewasa ini, pemimpin seperti Donald Trump justru memanfaatkan gelombang populisme anti globalisasi demi kepentingan politiknya. Xi Jinping menyebutkan bahwa Tiongkok akan terus memainkan perannya sebagai Negara adidaya dan bertanggungjawab dengan mendukung berbagai bentuk kerja sama internasional dan integrasi ekonomi global dengan negara-negara berkembang.

Christine berpendapat bahwa inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan berpotensi untuk merealisasikan keadidayaan Tiongkok secara konstruktif dan produktif. Ada konvergensi antara Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan dan Poros Maritim Dunia yang sama-sama mengangkat identitas maritim dan memaknai pentingnya aspek maritim dalam memperkokoh posisi kedua negara masing-masing melalui kerjasama yang efektif. Keduanya memiliki komitmen yang sama untuk membangun infrastruktur secara komprehensif sebagai landasan terbangunnya konektivitas di kawasan yang membawa dampak ganda dalam proses pembangunan di kedua negara maupun di kawasan.

Christine mengatakan pula bahwa mekanisme dialog tingkat tinggi bilateral harus diinstitusionalisasikan lebih jauh agar dapat menjamin komunikasi yang lebih lancar, terbuka dan konstruktif serta lebih efektif dalam melibatkan elemen pemerintah, elemen intelektual dan masyarakat sipil yang selama ini terlibat dalam proses rekomendasi kebijakan. Dan yang tak kalah penting adalah, lebih banyak mendorong pembangunan kapasitas sumber daya manusia, baik melalui program beasiswa maupun transfer teknologi dalam setiap investasi yang berjalan.

Terhadap prestasi yang telah dicapai oleh PKT dalam waktu 5 tahun ini, Christine berpendapat, yang paling menarik perhatian masyarakat Indonesia adalah upaya dalam memberantas korupsi. Banyak masyarakat Indonesia yang berharap agar proses pemberantasan korupsi di Indonesia dapat berjalan setegas Tiongkok. Sedangkan upaya Tiongkok dalam menanggulangi kemiskinan yang hingga saat ini telah mengangkat 60 juta orang dari lubang kemiskinan merupakan upaya yang fenomenal.

(Sumber: http://indonesian.cri.cn/201/2017/10/23/121s167783.htm)

Komentar

Terpopuler 热搜

15 Tahun Menunda, Tapi Tidak Lupa (Mei 1998)

OPINION: 18 Years Ago Today: May 1998 and to Never Forget

OPINION: (Anti) Corruption in China’s Belt and Road Initiative