MEDIA INDONESIA: Pameran Industri Maha Data Internasional Digelar di Guiyang

KOTA Guiyang, Tiongkok, menggelar Pameran Industri Maha Data International, pameran pertama di dunia dengan tema maha data. Acara ini diselenggarakan bersama oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Kementerian Industri dan Teknologi Informasi, Administrasi Ruang Siber Tiongkok dan Pemerintah Provinsi Guizhou.

Kegiatan akbar ini meliputi tujuh dialog tingkat tinggi yang dihadiri oleh sejumlah pejabat dalam dan luar negeri, serta 13 forum profesional dengan tiga tema utama yakni inovasi teknologi, inovasi industri, dan inovasi ekologi.

Adapun tema-tema luas yang meliputi antara lain pemerintahan digital, media cerdas dan integrasi digital, konstruksi digital yang hijau dan rendah karbon, inovasi maha data dan kewirausahaan generasi muda Asia, pembangunan ekosistem perpajakan digital, paradigma baru kecerdasan buatan (AI) dan komputasi cerdas, tata kelola digital dan keuangan digital, maha data publik dan keamanan informasi, kota cerdas dalam kerangka kerja sama kota persahabatan internasional, revitalisasi perdesaan dan kolaborasi ekonomi digital serta ekonomi riil, digitalisasi industri, statistik maha data, serta AI dan metaverse industri.

Dalam sambutannya di Forum Kecerdasan Buatan dan Industri Metaverse, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Yudil Chatim, menyebutkan kecerdasan buatan bukan hanya teknologi tetapi juga tanggung jawab.

"Sebagai tetangga dekat dan mitra strategis, Indonesia dan Tiongkok memiliki landasan yang kokoh dan prospek kerja sama yang luas di bidang kecerdasan buata. Dengan percepatan transformasi digital industri, kecerdasan buatan akan mendefinisikan ulang dan membangun model industri baru, tetapi juga akan membawa beberapa risiko dan tantangan. Oleh karena itu, kita tidak hanya harus memanfaatkan sepenuhnya potensi dan keunggulan kecerdasan buatan, tetapi juga menangani risiko kecerdasan buatan dalam hal keselamatan, etika, dan hukum," kata Yudil dalam keterangannya, Senin (29/5).

Ia pun memberikan beberapa saran, pertama, memperkuat koordinasi kebijakan dan keselarasan strategis antara jalur dan model pembangunan di tataran dalam negeri maupun di tataran regional dan internasional.

Kedua, memperluas kerja sama lintas sektoral dan lintas kelompok yang praktis dan saling menguntungkan dengan memanfaatkan keunggulan masing-masing dalam penelitian dan penerapan di bidang kecerdasan buatan. Sedangkan ketiga ialah memperkuat pertukaran antar manusia dan budaya.

Paparan tersebut mendapat sambutan hangat dari para peserta forum yang tidak hanya datang dari Tiongkok dan juga sejumlah negara mitra inisiatif sabuk dan jalan, seperti Thailand, Vietnam, Pakistan, Italia, Ghana, Kazakhstan, dan lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kajian Strategis Gentala Institute Christine Susanna Tjhin menekankan pentingnya proses pembangunan infrastruktur dan sistem tata kelola digital yang inklusif dan manusiawi.

"Harus dipastikan adanya pemerataan hingga ke wilayah-wilayah tertinggal dan pemberdayaan manusia harus mendapatkan prioritas dalam membangun kerja sama," ujarnya.

Selain itu, menurut Christine, demi mengantisipasi percepatan transformasi digital, prioritas Gentala Institute selama ini adalah berupaya memfasilitasi tercapainya titik temu antara kepentingan kebijakan pembangunan pemerintah, kepentingan industri dengan kepentingan memajukan pendidikan tinggi dan vokasional.

"Dalam kerja samanya dengan sektor industri dan elemen pemerintah, lembaga pendidikan tinggi dan vokasional menjadi ruang pemberdayaan manusia dalam mengembangkan riset jangka panjang dan produksi mesin pertanian yang berbasis digital dan teknologi cerdas. Diharapkan dari Maha Data yang terkumpul, pemantauan dan analisa yang dihasilkan bisa terus meningkatkan produktivitas kerja dan pengembangan industri yang berbasis digital dan praktek ramah lingkungan," lanjutnya.

Christine menambahkan, penekanan pada manusia dapat berbentuk pertukaran pengajar, mahasiswa dan peneliti, program pelatihan dan gelar studi ganda, serta program magang serta terjaminnya keterbukaan kesempatan kerja di sektor industri terkait.

Sejumlah korporasi besar dari Tiongkok maupun yang berskala internasional di sektor maha data ikut meramaikan Big Data Expo 2023 yang banyak menampilkan beragam program interaktif, mobil tanpa pengemudi dan robot cerdas, seperti Huawei, Tencent, Baidu Transportation, Didi Neuron, dan lainnya. 

Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/585079/pameran-industri-maha-data-internasional-digelar-di-guiyang

Komentar

Terpopuler 热搜

15 Tahun Menunda, Tapi Tidak Lupa (Mei 1998)

OPINION: 18 Years Ago Today: May 1998 and to Never Forget

OPINION: (Anti) Corruption in China’s Belt and Road Initiative