Isi Kantong Para Caleg Itu


Opini Jakarta Post yang ditulis Endy M. Bayuni secara apik ini menjelaskan nalar di balik mengapa saat Pileg di Beijing saya memilih Masinton Pasaribu (PDI-P) yang saya tidak kenal tapi satu-satunya caleg dapil DKI 2 dalam daftar Caleg Bersih2014; dan mengapa saya juga mengatakan jika saya nyoblos di rumah (Dapil DKI III Jakbar Jakut Kep.Seribu), saya akan memilih Ulung Rusman (Nasdem) yang saya kenal, sepak terjangnya selama ini saya hormati dan juga masuk daftar Caleg Bersih2014. 


Tak lama usai menulis "Saya Memilih..." saya mendapat pesan BB dari Ulung yang isinya "Masinton ada sahabat dan teman sepejuangan sejak 98. Udh bener tin." Makin lega rasanya saat itu.

Sejujurnya, saya tidak fasih menerjemahkan kata hati saat itu menjadi kata aksara yang menuat kelugasan dan ketenangan. Ada yang mengejek saya tipe "flowery writer", menulis penuh bunga.

Satu-satunya cara untuk mengalahkan oligarki dalam permainan mereka sendiri adalah membangun hubungan erat dengan perwakilan wilayah anda, terlepas dari partai apapun atau apakah anda memilih mereka saat Pileg.

Tulisan Mas Endy yang begitu jernih ini mengingatkan saya kembali pada sedikit rasa puas yang saya rasakan waktu saya menggunakan hak pilih saya di Beijing; rasa yang muncul seusai mencoblos surat suara, dan, tidak bisa dicegah, membuat saya mengurai senyum dalam hati karena merasa telah meraih kemenangan kecil.

Tapi kemenangan yang lebih berarti adalah jika pilihan atau dukungan saya tidak sia-sia, jika mereka, yang saya pilih di Beijing atau dukung di dapil saya (atau dapil lain) akhirnya menang dan akan tetap menjalankan amanahnya sebagai perwakilan rakyat, bukan perwakilan partai.

Adalah tanggungjawab saya untuk memastikan mereka tidak akan mengkhianati kita sepanjang 5 tahun masa jabatan. Tidak hanya mereka tentunya (jangan lupa para pemenang lain yang tidak kita pilih atau dukung), tapi khususnya mereka itu, karena suara dan dukungan yang masuk kantong para caleg itu adalah kepingan hati saya.

Pilih dan rebut kembali sebagian kedaulatan kita.

=====================


Terjemahan lepas dari cuplikan opini di Jakarta Post berjudul "Vote for your representatives and hold them accountable" (2014/04/07).

"... Jangan hilang harapan terhadap demokrasi, jangan dulu. Hal itu akan menyia-nyiakan semua pencapaian yang telah kita perjuangkan selama 16 tahun terakhir sejak kita merapatkan barisan menuju demokrasi.

Ini sebuah saran mudah yang akan membuat suara anda benar-benar bermakna utk Indonesia dan membantu membuat demokrasi bekerja untuk anda: Berikan suara anda kepada caleg-caleg di wilayah anda. Jangan berikan kepada partai politik.

Dengan memilih caleg yg tepat, anda bisa membuat perubahan.

... Jangan berikan suara anda kepada caleg kecuali anda benar-benar tahu apa yang pernah mereka kerjakan. Jangan berikan suara anda kepada kandidat di nomor tertinggi pula, karena biasanya, mereka adalah pilihan pertama bos-bos partai berkat loyalitas atau uang mreka.

... Bahkan jika caleg-caleg anda tidak memenangkan Pileg, anda tetap harus membuat pernyataan sikap bahwa anda mengawasi aktivitas perwakilan wilayah anda, dan memastikan bahwa dalam 5 tahun berikut mereka akan bekerja untuk anda, bukan untuk partai mereka.

Satu-satunya cara untuk mengalahkan oligarki dalam permainan mereka sendiri adalah membangun hubungan erat dengan perwakilan wilayah anda, terlepas dari partai apapun atau apakah anda memilih mereka saat Pileg. Begitu mereka terpilih, mereka adalah perwakilan anda dan mereka harus bekerja untuk kita.

... Biar bagaimanapun, kita sedang terjebak dalam suatu sistem politk yang memberikan kekuasaan dan otoritas terlalu besar kepada partai politik dan oligarki politik, yang telah belajar bagaimana mengontrol sistem ini dengan merengut kontrol terhadap partai-partai besar.

Ya, kita mendapat pemimpin yang layak kita dapatkan.

Tapi ini tidak berarti kita harus menyerahkan kontrol kepada partai politik. Tanggal 9 April nanti kita berkesempatan untuk merebut kembali sebagian dari kedaulatan kita."

---

Foto olahan dari ANTARA.

Komentar

Terpopuler 热搜

15 Tahun Menunda, Tapi Tidak Lupa (Mei 1998)

OPINION: 18 Years Ago Today: May 1998 and to Never Forget

OPINION: (Anti) Corruption in China’s Belt and Road Initiative