TEMPO.CO: Konsumen Batu Bara Terbesar, Cina Banyak Investasi di Tambang RI
Dengan konsumsi batu bara sebesar 1.907 metrik ton per tahun, Cina merupakan konsumen batu bara tertinggi di dunia. Cina menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utama pembangkit energi industrinya.
Pakar kebijakan ekonomi Cina, Christine Susanna Tjhin mengatakan, di bawah Cina ditempati oleh India dengan jumlah konsumsi per tahun adalah 452 metrik ton. Di posisi ketiga ditempati oleh Amerika dengan total konsumsi per tahun pada 2018 sejumlah 317 metrik ton (MTOE).
"Selisih antara Cina dan India yang berada di posisi pertama dan kedua terpaut jauh," kata Christine kepada Antara, Senin 4 November 2019.
Menurut Christine, konsumsi batu bara yang sangat besar itulah, yang membuat Cina banyak berinvestasi pada tambang batu bara di Indonesia. Selain itu harga batu bara masih juga dinilai kompetitif.
"Walaupun sekarang banyak tren negatif mengenai batu bara mengingat memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan ya," kata Christine.
Indonesia sebagai produsen batu bara justru berada di peringkat sembilan konsumen dengan jumlah konsumsi 62 MTOE. Konsumsi batu bara Indonesia ini berada di bawah Jerman yang konsumsinya sebanyak 66 MTOE.
Berdasarkan penelitian Christine, pemakaian batu bara di Cina, sebagian besar justru disumbangkan dari daerah pedesaan daripada kota. Hal itu terlihat dari emisi rumah tangga pada tahun 2015 disumbangkan dari desa dengan jumlah lebih dari 100 MTCO2, sedangkan emisi di kota hanya di kisaran angka 30 MTCO2.
Christine mengatakan, sebagian besar batu bara di Cina digunakan untuk industri pembangkit listrik dengan kisaran 53,85 persen. Sisanya kemudian baru dikonsumsi industri baja dan industri kimia.
Pakar kebijakan ekonomi Cina, Christine Susanna Tjhin mengatakan, di bawah Cina ditempati oleh India dengan jumlah konsumsi per tahun adalah 452 metrik ton. Di posisi ketiga ditempati oleh Amerika dengan total konsumsi per tahun pada 2018 sejumlah 317 metrik ton (MTOE).
"Selisih antara Cina dan India yang berada di posisi pertama dan kedua terpaut jauh," kata Christine kepada Antara, Senin 4 November 2019.
Menurut Christine, konsumsi batu bara yang sangat besar itulah, yang membuat Cina banyak berinvestasi pada tambang batu bara di Indonesia. Selain itu harga batu bara masih juga dinilai kompetitif.
"Walaupun sekarang banyak tren negatif mengenai batu bara mengingat memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan ya," kata Christine.
Indonesia sebagai produsen batu bara justru berada di peringkat sembilan konsumen dengan jumlah konsumsi 62 MTOE. Konsumsi batu bara Indonesia ini berada di bawah Jerman yang konsumsinya sebanyak 66 MTOE.
Berdasarkan penelitian Christine, pemakaian batu bara di Cina, sebagian besar justru disumbangkan dari daerah pedesaan daripada kota. Hal itu terlihat dari emisi rumah tangga pada tahun 2015 disumbangkan dari desa dengan jumlah lebih dari 100 MTCO2, sedangkan emisi di kota hanya di kisaran angka 30 MTCO2.
Christine mengatakan, sebagian besar batu bara di Cina digunakan untuk industri pembangkit listrik dengan kisaran 53,85 persen. Sisanya kemudian baru dikonsumsi industri baja dan industri kimia.
Komentar
Posting Komentar