Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2006

OPINI: Imlek, esensialisme, dan pengakuan

Gambar
Kompas, 28 Januari 2006 Pedagang pernak-pernik Imlek di Glodok menjajakan barang dagangannya. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino). Imlek di Indonesia dari tahun ke tahun kian meriah. Di pusat perbelanjaan, televisi, reklame, koran, majalah, ornamen oriental, dan kaligrafi, Gong Xi Fa Chai bertebaran. Suasana Imlek sering dijadikan salah satu ukuran guna menilai "kebangkitan etnis Tionghoa". Penilaian itu beragam, dari "kemenangan" hingga "kebablasan", bahkan "resinifikasi". Imlek dijadikan salah satu strategi esensialisme ( essentialism ), di mana simbol-simbol identitas Tionghoa kembali dihadirkan dalam proses politik pengakuan ( politics of recognition ). Politik pengakuan Charles Taylor (1992) menjelaskan, dinamika identitas tidak terlepas dari politik pengakuan yang memiliki karakter dialogis ( dialogical ). Identitas individu terbentuk melalui proses dialog antara individu itu dan individu atau kelompok lain. Di tataran publik,

Wawancara Perspektif Baru: Perkembangan Dalam Peran Tionghoa

Gambar
PERSPEKTIF BARU BERSAMA WIMAR WITOELAR: Christine Susanna Tjhin adalah seorang peneliti di Center for Strategic and International Studies (CSIS) sejak 2003. Kami sering mendengarkan pandangannya di forum umum dan tulisannya di berbagai media, terutama juga kehadirannya dalam forum riset. Tapi yang kami ingin sorot sekarang beberapa pandangannya mengenai topik pembawaan perilaku peran kaum turunan Tionghoa di Indonesia. Ini bukan hanya karena dia keturunan Tionghoa tapi minat pribadinya dan juga terkait banyak aspek seperti dirinya sebagai peneliti, aspek kelompok minoritas, dan aspek perkembangan demokrasi di Indonesia. Menurut Christine, kini sudah mulai ada pergeseran pandangan pada etnis Tionghoa untuk pengakuan. Mereka melihat tuntutan untuk mendapatkan keadilan terhadap kejadian Mei itu sudah tidak kena strateginya. Kini mereka sudah punya semacam pemahaman bahwa perjuangan pengakuan terhadap komunitas Tionghoa itu tidak cuma di sana. Selain itu, pada saat ini juga sudah muncul