Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Pencatutan Nama Pakar dalam Kampanye Prabowo

Gambar
(Sebenarnya ini dari status Facebook wall saya tanggal 26 April 2014, tapi karena infonya penting, maka saya copas ke blog supaya bisa dibagi ke publik).  Artikel " Prabowo the Patriot: Indonesia presidential hopeful produces propaganda flop " ini saya dapat waktu ikutan "kepo" di laman Edward Aspinall pengamat Indonesia asal Australia yg cukup dikenal. Penulis (P. Tibke) bercerita ttg video propaganda Gerindra berjudul, "Prabowo, Sang Patriot" yg dirilis di YouTube 4 Maret lalu. Saya sudah tonton videonya (ga asik deh) dan sangat tergoda utk menyarankan teman2 sealiran dg saya (sealiran = sama2 menolak Prabowo menjadi siapa2, apalagi calon presiden) agar jangan menontonnya supaya angka popularitasnya tetap stagnan. Hehehe... Tapi ini demokrasi, monggo dilihat... Eniwe, artikel tersebut menggugat propaganda Gerindra dan melansir kegagalan propaganda ini karena per 23 April, penontonnya hanya 70,853 di YouTube. Tibke mengkritik cara orang2 dlm video

Saya "Pasukan Nasi Bungkus"

Gambar
Saya suka Nasi Bungkus Tapi, beuh, di Beijing susah bener cari Nasi Bungkus Yang beneran (nasi padang kalau bisa + Bir Bintang kalau ada), bukan yang pelintiran politikus Melihatnya tak berdaya dipelintir, maka sekarang saya mau bela Nasi Bungkus! (Catat: Bukan bela capres mana pun, tapi bela Nasi Bungkus!) Saya "Pasukan Nasi Bungkus" Maaf politikus partai manapun, saya tidak terima bayaran/bonus Akun saya tak pernah siluman, paling banter agak (dikit) jayus Asal tau, isi nasi bungkus saya pun maknyus *menahan air liur menetes, laptop korslet bisa stress* Ada lauk daun singkong rasa melawan lupa dan menentang impunitas Ada gulai ikan keberagaman dan aroma menolak pelanggar HAM yang pedas Ada acar pakis menangkis pembodohan publik dan krupuk garing pendamping yang pas Tak lupa nasi uduk putih anti korupsi yang aromanya mengepul ke atas *buru-buru sabet tisu, air liur sudah di ujung dagu* Halo, penulis "raisopopo" & "pasukan nas

Isi Kantong Para Caleg Itu

Gambar
Opini Jakarta Post yang ditulis Endy M. Bayuni secara apik ini menjelaskan nalar di balik mengapa saat Pileg di Beijing saya memilih Masinton Pasaribu (PDI-P) yang saya tidak kenal tapi satu-satunya caleg dapil DKI 2 dalam daftar Caleg Bersih2014 ; dan mengapa saya juga mengatakan jika saya nyoblos di rumah (Dapil DKI III Jakbar Jakut Kep.Seribu), saya akan memilih Ulung Rusman (Nasdem) yang saya kenal, sepak terjangnya selama ini saya hormati dan juga masuk daftar Caleg Bersih2014.  Tak lama usai menulis " Saya Memilih... " saya mendapat pesan BB dari Ulung yang isinya "Masinton ada sahabat dan teman sepejuangan sejak 98. Udh bener tin." Makin lega rasanya saat itu. Sejujurnya, saya tidak fasih menerjemahkan kata hati saat itu menjadi kata aksara yang menuat kelugasan dan ketenangan. Ada yang mengejek saya tipe "flowery writer", menulis penuh bunga. Satu-satunya cara untuk mengalahkan oligarki dalam permainan mereka sendiri adalah membangun h