Deutsche Welle: Akankah Tragedi 1998 Terulang?
Ketika WNI keturunan yang mengungsi sejak tragedi 1998 berjuang agar tidak dideportasi dari Amerika Serikat, warga etnis Tionghoa di Indonesia menghadapi sentimen anti Cina yang kian marak setelah Pilkada DKI Jakarta Ingatan adalah beban. Ketika 1998 Sylvia Agustina menyaksikan ayahnya pergi ke Amerika Serikat untuk mencari suaka dan membangun kehidupan baru buat keluarga, dia perlahan telah berpisah dari tanah airnya. Buat perempuan berdarah Tionghoa itu Indonesia tidak lagi sama setelah bulan Mai di tahun jahanam tersebut. "Mereka memerkosa dan membunuh warga keturunan," kata ibu satu anak yang kini menetap di AS. "Mereka membakar dan membom gereja. Sangat berbahaya untuk hidup di sana saat itu," imbuhnya kepada Fosters, sebuah koran lokal di Dover, New Hampshire. Kini keluarga kecil itu berjuang menghindari gelombang deportasi yang mengancam ribuan WNI. Kebanyakan yang warga keturunan Tionghoa tersebut mengikuti program Operation Indonesian Surrender untuk bisa h...