Tagar.Id: Pemerintah China Enggan Tanggapi Kekalahan Ahok
China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, tidak bersedia mengomentari hasil Pilkada DKI terkait dampaknya terhadap investor China.
Basuki Thahaja Purnama atau Ahok sebelum konferensi pers, Rabu (19/4), yang menyatakan selamat kepada Pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno yang memenangkan Pilkada DKI Jakarta (Foto: Ant)
Beijing, (Tagar 22/4/2017) - Pemerintah China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, tidak bersedia mengomentari hasil Pilkada DKI terkait dampaknya terhadap investor China.
"Kebijakan kami adalah tidak memberikan komentar terhadap urusan dalam negeri negara lain. Hal itu (Pilkada Jakarta) urusan dalam negeri Indonesia," kata Lu Kang dalam "press briefing" harian di Beijing, Jumat (21/4),
Pernyataan Pemerintah China ini sejalan dengan pernyataan pengamat senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Christine Susanna Tjhin.
Menurutnya, Pemerintah China lebih santun terhadap Indonesia dibandingkan dengan menghadapi negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
"Indonesia dianggap penting. Makanya China berhati-hati agar tidak sampai merusak hubungan bilateral dengan Indonesia," katanya dalam pernyataan tertulisnya di Beijing, Sabtu (22/4) malam.
Oleh karena ingin melestarikan hubungan bilateralnya, lanjut dia, pemerintah China tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia, termasuk Pemilihan Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Demikian pula media-media di daratan Tiongkok tidak banyak menyoroti Pilkada DKI, meskipun salah satu kandidat, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, beretnis Tionghoa.
"Saya pikir akan sangat tidak bijak jika pemerintah RRC sembarangan berkomentar tentang situasi politik Tionghoa di Indonesia," kata kandidat doktor dari Peking University, Beijing, itu.
Apalagi menurut dia, pemerintah China sangat berhati-hati dalam menyikapi penyebaran berita palsu (hoax) terkait tuduhan upaya intervensi China dalam Pilkada DKI pada 2012 dan 2017.
"Makanya mereka tidak akan menyampaikan komentar yang tidak perlu mengenai Ahok," katanya menambahkan.
Ia mengaku selalu mengingatkan koleganya di China dalam menyikapi berbagai persoalan di Indonesia agar tidak merusak hubungan kedua negara.
Basuki Thahaja Purnama atau Ahok sebelum konferensi pers, Rabu (19/4), yang menyatakan selamat kepada Pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno yang memenangkan Pilkada DKI Jakarta (Foto: Ant)
Beijing, (Tagar 22/4/2017) - Pemerintah China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, tidak bersedia mengomentari hasil Pilkada DKI terkait dampaknya terhadap investor China.
"Kebijakan kami adalah tidak memberikan komentar terhadap urusan dalam negeri negara lain. Hal itu (Pilkada Jakarta) urusan dalam negeri Indonesia," kata Lu Kang dalam "press briefing" harian di Beijing, Jumat (21/4),
Pernyataan Pemerintah China ini sejalan dengan pernyataan pengamat senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Christine Susanna Tjhin.
Menurutnya, Pemerintah China lebih santun terhadap Indonesia dibandingkan dengan menghadapi negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
"Indonesia dianggap penting. Makanya China berhati-hati agar tidak sampai merusak hubungan bilateral dengan Indonesia," katanya dalam pernyataan tertulisnya di Beijing, Sabtu (22/4) malam.
Oleh karena ingin melestarikan hubungan bilateralnya, lanjut dia, pemerintah China tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia, termasuk Pemilihan Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Demikian pula media-media di daratan Tiongkok tidak banyak menyoroti Pilkada DKI, meskipun salah satu kandidat, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, beretnis Tionghoa.
"Saya pikir akan sangat tidak bijak jika pemerintah RRC sembarangan berkomentar tentang situasi politik Tionghoa di Indonesia," kata kandidat doktor dari Peking University, Beijing, itu.
Apalagi menurut dia, pemerintah China sangat berhati-hati dalam menyikapi penyebaran berita palsu (hoax) terkait tuduhan upaya intervensi China dalam Pilkada DKI pada 2012 dan 2017.
"Makanya mereka tidak akan menyampaikan komentar yang tidak perlu mengenai Ahok," katanya menambahkan.
Ia mengaku selalu mengingatkan koleganya di China dalam menyikapi berbagai persoalan di Indonesia agar tidak merusak hubungan kedua negara.
Komentar
Posting Komentar