Postingan

Pilpres bukan Hak tapi Kewajiban

Gambar
Sharing tulisan Ezki Suyanto , jurnalis (komisioner Komisi Penyiaran Indonesia). Salah satu perempuan hebat yg menginspirasi saya. Begitu membaca, saya putuskan tulisan yang menyentuh ini mesti disebarluaskan, makanya saya copas di sini. Mohon bantu sebarluaskan juga. #MelawanLupa Pilpres Bukan Hak Tapi Kewajiban Sudah dua malam saya membuat coret2 apa yang ingin saya tuangkan menjadi sebuah note. Hiruk pikuk Pilpres membuat kita bertambah teman tapi juga kehilangan teman, buat saya tidak ada yang istimewa dengan fenomena ini. Dalam kehidupan sehari2 tanpa heboh2 Pilpres saya bisa mendapatkan atau kehilangan teman. Cuma,yang agak sedikit mengganggu cara beberapa orang yang memfitnah dan mengadu domba yang bicara atas nama demokrasi dan memanipulasi fakta. Saya ingin meluruskan fakta dan bila sesudah ini masih kehilangan teman,tak ada yang istimewa juga tapi fitnah dan adu domba harus diluruskan,itu menurut ajaran agama yang saya anut. Fakta,saya memutuskan memilih Jokowi setelah S...

Awaiting Justice: Victims of the May 1998 Tragedy (Tempo Magazine, April 29, 2014)

Gambar
#MelawanLupa. A touching piece by Dewi Anggraeni in Tempo Magazine. I'm looking forward to reading her book, "Tragedi Mei 98 dan Lahirnya Komnas Perempuan". This is for those who still thinks that the rape of Chinese Indonesian women in May 1998 are simply myths or political maneuvers. This is for those who callously and constantly try to make this tragic moment irrelevant from our history and wholeheartedly support that man with blood in his hands to be Indonesia's president. We must not allow that act of Forgetting. We must not forget. ===== Awaiting Justice: Victims of the May 1998 Tragedy Mothers, who lost children during May 1998 riot, take part in weekly 'Kamisan' silent protest  outside the Presidential Palace. Dewi Anggraeni* Column - Tempo Magazine Tuesday, April 29, 2014 Why write a book about something that happened 15 years ago?" friends asked when I began research about the May 1998 tragedy which gave birth to Indonesia's National Commis...

Pencatutan Nama Pakar dalam Kampanye Prabowo

Gambar
(Sebenarnya ini dari status Facebook wall saya tanggal 26 April 2014, tapi karena infonya penting, maka saya copas ke blog supaya bisa dibagi ke publik).  Artikel " Prabowo the Patriot: Indonesia presidential hopeful produces propaganda flop " ini saya dapat waktu ikutan "kepo" di laman Edward Aspinall pengamat Indonesia asal Australia yg cukup dikenal. Penulis (P. Tibke) bercerita ttg video propaganda Gerindra berjudul, "Prabowo, Sang Patriot" yg dirilis di YouTube 4 Maret lalu. Saya sudah tonton videonya (ga asik deh) dan sangat tergoda utk menyarankan teman2 sealiran dg saya (sealiran = sama2 menolak Prabowo menjadi siapa2, apalagi calon presiden) agar jangan menontonnya supaya angka popularitasnya tetap stagnan. Hehehe... Tapi ini demokrasi, monggo dilihat... Eniwe, artikel tersebut menggugat propaganda Gerindra dan melansir kegagalan propaganda ini karena per 23 April, penontonnya hanya 70,853 di YouTube. Tibke mengkritik cara orang2 dlm video ...

Saya "Pasukan Nasi Bungkus"

Gambar
Saya suka Nasi Bungkus Tapi, beuh, di Beijing susah bener cari Nasi Bungkus Yang beneran (nasi padang kalau bisa + Bir Bintang kalau ada), bukan yang pelintiran politikus Melihatnya tak berdaya dipelintir, maka sekarang saya mau bela Nasi Bungkus! (Catat: Bukan bela capres mana pun, tapi bela Nasi Bungkus!) Saya "Pasukan Nasi Bungkus" Maaf politikus partai manapun, saya tidak terima bayaran/bonus Akun saya tak pernah siluman, paling banter agak (dikit) jayus Asal tau, isi nasi bungkus saya pun maknyus *menahan air liur menetes, laptop korslet bisa stress* Ada lauk daun singkong rasa melawan lupa dan menentang impunitas Ada gulai ikan keberagaman dan aroma menolak pelanggar HAM yang pedas Ada acar pakis menangkis pembodohan publik dan krupuk garing pendamping yang pas Tak lupa nasi uduk putih anti korupsi yang aromanya mengepul ke atas *buru-buru sabet tisu, air liur sudah di ujung dagu* Halo, penulis "raisopopo" & "pasukan nas...

Isi Kantong Para Caleg Itu

Gambar
Opini Jakarta Post yang ditulis Endy M. Bayuni secara apik ini menjelaskan nalar di balik mengapa saat Pileg di Beijing saya memilih Masinton Pasaribu (PDI-P) yang saya tidak kenal tapi satu-satunya caleg dapil DKI 2 dalam daftar Caleg Bersih2014 ; dan mengapa saya juga mengatakan jika saya nyoblos di rumah (Dapil DKI III Jakbar Jakut Kep.Seribu), saya akan memilih Ulung Rusman (Nasdem) yang saya kenal, sepak terjangnya selama ini saya hormati dan juga masuk daftar Caleg Bersih2014.  Tak lama usai menulis " Saya Memilih... " saya mendapat pesan BB dari Ulung yang isinya "Masinton ada sahabat dan teman sepejuangan sejak 98. Udh bener tin." Makin lega rasanya saat itu. Sejujurnya, saya tidak fasih menerjemahkan kata hati saat itu menjadi kata aksara yang menuat kelugasan dan ketenangan. Ada yang mengejek saya tipe "flowery writer", menulis penuh bunga. Satu-satunya cara untuk mengalahkan oligarki dalam permainan mereka sendiri adalah membangun h...

Saya Memilih...

Gambar
Terkejut juga saya waktu menemukan banjir pesan japri di Facebook, WA, Wechat, BB, SMS maupun email dari sejumlah teman di luar negeri yang menanyakan siapa yang saya coblos di TPS Beijing kemarin. Perkenankan saya menjawab di sini karena, mohon maaf, agak sulit menjawab satu-per satu. Terus terang saya selama ini juga agak bingung karena minimnya sosialisasi Pemilu dari KPU dan tidak ada caleg yang hadir berdialog dengan kami di Tiongkok. Dulu waktu ramah tamah dg rombongan pejabat DPR-RI di Wisma KBRI Beijing, ada salah satu caleg perempuan Dapil DKI 2 (yg meliputi Jakarta Pusat, Selatan dan Luar Negeri) yg kebetulan jg hadir, tapi hanya membagikan kartu nama tanpa berdialog secara mendalam dengan masyarakat Indonesia di Beijing. Saya saja sudah lupa nama dan wajahnya. Setelah menimbang rekomendasi rekan-rekan di tanah air yg selama ini gigih mengawal demokrasi, saya merujuk pada Daftar Caleg #bersih2014 , di mana akhirnya di dalam TPS kemarin siang, saya bulatkan h...

KOMPAS: Menjemput Harapan di Victoria Park

Gambar
”Kali ini aku memilih tidak golput. Harapanku, siapa pun pemimpin yang terpilih bisa membawa perubahan. Tak ada lagi korupsi dan Indonesia makmur. Kalau Indonesia kaya dan banyak lapangan kerja, aku tidak mbabu terus,” kata Hanin saat dihubungi melalui percakapan daring dari Jakarta, Minggu (30/3/2014).  Untuk pertama kalinya, Hanin Rembong, buruh migran di Hongkong asal Kebumen, Jawa Tengah, Minggu, mengikuti pemilu Indonesia. Hanin mencoblos di Victoria Park, tempat yang selama ini jadi area pertemuan orang Indonesia di Hongkong. Selain Hongkong, pada 30 Maret lalu, juga ada lima wilayah di luar negeri yang menggelar pemilu lebih awal, yaitu Beijing, Shanghai, Santiago (Cile), Kopenhagen, dan Brasil.  Pada Pemilu 2009, Hanin memilih tak mencoblos karena surat pemberitahuan memilih tak sampai di alamatnya. ”Pemerintah Hongkong baik banget. Mereka membolehkan kami pemilu di sana,” kata Hanin yang pagi-pagi sekali sudah berangkat ke Victoria Park.  Hal serupa ...

【人民日报】美媒: “习奥会”将对整个21世纪世界格局产生影响

Gambar
2013年06月11日 04:24 来源: 人民日报 本报北京6月10日电 综合本报驻外记者报道:5月31日至6月6日,国家主席习近平应邀对特立尼达和多巴哥、哥斯达黎加、墨西哥进行国事访问;6月7日至8日,习近平主席在美国加利福尼亚州安纳伯格庄园同奥巴马总统举行中美元首会晤。国际社会对此持续关注,并给予积极评价。 墨西哥国立自治大学经济系教授亚历杭德罗表示,习主席出访拉美3国,凸显中国新一届政府对拉美的重视。拉中双方都处在一个重要的发展时期,加强拉中合作对双方有显著的战略意义。 哥斯达黎加贸易部长安娜贝尔·冈萨雷斯表示,习主席的访问拉近了中国同拉美的关系,拉美各国能在快速增长的中国市场中找到机会,而中国也为拉美基础设施建设等作出了巨大贡献。 巴西里约热内卢大学金砖政策中心总协调人阿德里安娜表示,习主席此访为拉美发展带来了福音,不仅有基础设施建设等领域的投资和合作项目,还为哥斯达黎加的农产品带来了广阔市场。 巴西工商联合会主席韦伯·巴哈尔指出,中国已成为众多拉美国家最主要的贸易伙伴,拉美国家非常愿意加深同中国的关系。此次高层访问彰显了中国对拉美地区的重视,有利于拉中关系的发展。 波兰科学院政治事务研究所亚太中心主任瓦尔德玛尔·加科教授表示,习主席的首次美洲之行是一次全方位的平衡外交,取得了十分重要和积极的成果,此访无论是对中拉关系还是对整个亚太地区的发展都有深远影响。 欧洲国际政治经济研究中心主任弗雷德里克·埃里克森说,习主席拉美之行增进了拉美和加勒比国家对中国的了解,加深了中拉战略互信。 韩联社文章认为,习主席对拉美3国的访问意味着中国在太平洋东岸的影响力有了很大提高,通过访问,中国与加勒比海国家的经济合作和外交关系都得到了加强。 巴基斯坦《每日时报》文章认为,习主席此访,有利于在互利共赢和互相尊重的基础上,增进中国与拉美国家和美国之间的了解,加强商贸合作和其他方面的往来,也有利于亚太的繁荣与稳定,并扩大中国的国际影响力。 《今日美国》报发表署名文章认为,奥巴马总统与习近平主席的会晤十分重要。两国元首会晤有助于探索新型大国关系,这一关系将对整个21世纪世界格局产生影响。 美国前财长保尔森发表声明说,美中元首会晤不仅促进相互了解,更为美中两国建立更为紧密的双边关系提供了良好契机。 美国太平洋论坛主席科萨表示,此次美中元首会晤告诉亚洲其他国家,美中两国领导人将把加强在一...

15 Tahun Menunda, Tapi Tidak Lupa (Mei 1998)

Gambar
15 tahun yang lalu hari ini, sebuah tragedi melumpuhkan nalar dan hati kita di Jakarta. Hari-hari yang paling menakutkan dalam sejarah hidup saya sebagai seorang perempuan Tionghoa di Indonesia, di mana naluri saya terasa terjambak untuk kemudian bertanya secara kritis apa makna menjadi seorang "Indonesia".  Sejujurnya, saya bukan seorang perempuan yang mudah takut. Sebagai seorang siswi di sebuah SMP Katolik di daerah Pecinan, saya sudah terbiasa "tawuran" dan berkelahi dengan lawan jenis yang secara fisik lebih besar dari saya. Tapi 15 tahun lalu, saya mengenal rasa takut yang begitu melumpuhkan. 15 tahun sudah lewat, 15 tahun saya menunda-nunda menulis tentang kejadian saat itu dan tentang timbunan amarah, kesedihan, rasa syukur dan harapan sepanjang 15 tahun ini yang menjadikan saya seperti apa adanya sekarang - dari perempuan Katolik kelas menengah Tionghoa yg memilih menjadi peneliti di thinktank dengan sejarah kontroversial demi Indonesia yg lebih baik....